Sadar Prioritas, Kunci Ketenangan Hati (2/2)

Dok.Pri

Bismillah..

Lanjutan dari part sebelumnya yaa.. 


Oke, sahabat. Jika sebelumnya sudah dibahas penyebab kegelisahan yang sesungguhnya adalah lalai dan lupanya kita kepada Allah, berikutnya ada beberapa kesadaran yang harus kamu sadari nih, versi Teh Febrianti Almeera.

1. Sadar Gempuran

Kamu sadar tidak, bahwa saat ini kamu sedang digempur? Digempur apa? Pesawat luar angkasa? Tank baja? Atau apa?

Bukan. Gempuran yang dimaksud adalah gempuran dunia. Kamu digempur dengan berbagai gemerlap dunia. Apa saja gempuran yang harus diwaspadai?

Waspada 3 hal ini; tontonan, bacaan, dan lagu.

Manusia saat ini digempur diantaranya oleh ketiga hal tersebut. Tontonan yang kini jauh dari tontonan yang positif, bacaan-bacaan baik dan bernutrisi kini tergeser dengan bacaan yang membuat kita lalai, dan lagu-lagu yang melenakan, yang seringkali menguras emosi hingga lupa diri. Astaghfitullah.. 

Pernah dengar lagu "Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi... ye ye yee.. "? Kalau pernah dengar, berarti kamu sezaman denganku, hehe.. Coba perhatikan saat ini, banyak manusia-manusia yang baperan, dikit-dikit galau, dikit-dikit gegana. Kurang lebih ini salah satu efek dari apa yang biasa kita dengar sebelumnya. Jelas sangat mempengaruhi tingkah dan perilaku kita di masa depan. 

Apakah kamu sadar, bahwa kamu tengah digempur? Atau kamu sedang menikmatinya? Semoga tidak ya.. Belum lagi gempuran yang ditawarkan manusia dengan versi yanng berbeda. Ketika manusia menawarkan versi cantik menurutnya adalah mereka yang putih, mulus, tinggi, dan sexy, akhirnya manusia berlomba memenuhi kriteria itu dan bahkan hingga berani menghalalkan cara demi terwujudnya banyak hal dengan versi manusia. Ketika tidak tercapai, yasudah, hanya kecewa yang dirasa.

Gempuran versi manusia memang luar biasa. Mengejar standar manusia tak akan pernah ada akhirnya. Mengejar standar manusia itu melelahkan. Lantas apakah yang kemudian menjadi standar yang hakiki?

Jelas Allah sudah mengatakan dalam Al-Quran, "Sesungguhnya kemuliaan di sisi Allah adalah bagi mereka yang BERTAKWA." Hanya ketakwaan, bukan harta, tahta, rupa, atau jabatan, melainkan seberapa bertakwa ia pada Rabb-Nya. Cukup. 

2. Sadar Pondasi

Kemudian, setelah menyadari bahwa kita sedang digempur, lantas apa? Bagaimana mengatasnya? 

Berikutnya adalah sadar pondasi. Pondasi adalah dasarnya. Apa yang bisa membentengi kita dari segala gempuran itu? Ya, pondasi yang kuat, TAUHID. Seberapa kuat kita bertauhid kepada Allah, menggantungkan diri dan menyandarkan betul diri kita kepada Allah, mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dalam keadaan apapun. Allah yang Maha Melindungi, tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan-Nya. 

Bagaimana menguatkan pondasi tauhid ini? Dengan senantiasa beribadah kepada-Nya, mencari ilmu dan mengamalkannya, serta menempatkan diri di lingkungan yang mendekatkan kita pada Allah ta'ala. 

3. Sadar Prioritas

Prioritas.
Mungkin kamu sering mendengarnya kan? Prioritas adalah hal yang diutamakan, didahulukan, dipentingkan. Setelah kamu menyadari bahwa kamu sedang digempur, dan kamu sadar bahwa kamu harus menguatkan pondasi tauhidmu kepada-Nya, selanjutnya adalah sadar prioritas. Saat ini apa yang sesungguhnya kamu prioritaskan? 

Allah tak akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang tidak Allah berikan kepaadamu. Pertanggungjawaban jelas akan datang pada hal-hal yang memang diamanahkan kepadamu. Apa amanah yang sedang kamu emban? sebagai anak, istri, ibu, ayah, bapak, kakek, nenek, pekerja, pelajar, atau lainnya? 

Misalnya jika kamu sebagai pelajar, fokuslah menjalankan prioritasmu untuk belajar, tak perlu memikirkan dulu menikah karena belum saatnya. Ketika kamu diwafatkan dalam keadaan demikian, tak mungkin Allah bertanya perihal pernikahanmu kan? Karena kamu jelas belum menikah ketika itu. Tetapi perihal peran dan tugasmu sebagai seorang pelaajr, jelas akan dimintai pertanggungjawaban. Jadi, fokuslah dengan prioritasmu. 

Seringkali ketidakfokusan pada apa yang sedang kamu jalanilah yang membuatmu sering gelisah. Dengan kata lain sering memikirkan apa yang belum tentu terjadi, apa yang belum tentu kamu miliki, apa yang belum tentu datang menghampiri. Akhirnya harimu dipenuhi harapan berlebih yang kelak menjadi pemicu kecewa yang tak henti. 

So, jalani peranmu saat ini dengan penuh tanggungjawab, sadar prioritasmu saat ini. Jadikan segala yang kamu lakukan sebagai bentuk tanggungjawabmu ini adalah bagian dari ibadah kepada Allah ta'ala. 

Semoga bermanfaat ya.



Referensi:
Resume Kajian bersama Teh Febrianti Almeera 30 September 2019 dalam acara IHSD di Universitas Pasundan Bandung

Popular posts from this blog

Man Jadda Wa Jada

HijrahYuk! #4 Luruskan Niat

Mengapa Muslimah Harus Punya CIta-CIta?