Let's HIJRAH ! ^_^

A : Wah, ukhti sekarang beda ya :)
B : Beda apanya ukh?
A : Sekarang ukhti lebih santun, menjaga jarak dengan ikhwan, dan sekarang lebih tertutup. Kok bisa sih secepat ini?
B : Alhamdulillah ukh, ini adalah hidayah dari Allah yang sudah ana jemput. InsyaAllah ana berniat untuk hijrah. Semoga ukhti juga yaa ^_^
A : Maksudnya apa ukh? Hijrah itu apa? makanan? Laki-laki? atau apa ?
B : Ukhti, ukhti.. Biar ukhti mengerti, yuk simak pembahasan berikut ini, semoga bermanfaat ya ^_^

Hijrah adalah memperbaiki diri
Assalamualaikum Readers ^_^ Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk ana berbagi ilmu sama Readers semua. Yuk, simak yaa :)

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam. Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw tersebut sebagaian ulama ada yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”.
Keluar dari kekufuran menuju keimanan. Umat Islam wajib melakukan hijrah apabila diri an keluarganya terancam dalam mempertahankan akidah dan syari’ah Islam.
Perintah berhijrah terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. Al-Baqarah 2:218)
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni;mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (Qs. At-Taubah, 9:20)

Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya ahrus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menju keadaan yang lebih yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.
Secara garis besar hijrah kita bedakan menajdi dua macam yaitu:

1. Hijrah Makaniyah
Yaitu meinggalkan suatu tempat. Beberapa jenis hijrah maknawiyah, yaitu:
a. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah.
b. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.
c. Hijrah dari suatu negeri yang didalamnya didominasi oleh hal-hal yang diharamkan.
d. Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menhindari penyakit menuju negeri yang aman.
e. Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda.
f. Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik
Seperti hijrahnya Ibrahim as dan Musa as, ketika Beliau khawatir akan gangguan kaumnya.

2. Hijrah Maknawiyah
Secara maknawiyah, hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Hijrah I’tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Mengapa kita harus hijrah keyakinan? Karena iman bersifat pluktuatif, kadang naik menuju puncak keyakinan, kadang pula menurun mendekati kekufuran. Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan. Agar keimanan atau keyakinan kita tetap pada jalur yang benar, tidak terjerumus pada jurang kemaksiatan. Minimal kita bisa menstabilkan keimanan kita, selanjutnya berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita. Hal ini pentng lho, karena jaman ini banyak pengaruh dari lingkungan yang mempengaruhi keyakinan kita, maka kita harus teguh mempertahankan keyakinan penuh pada Allah SWT.

b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara online kita akses. Berbagai paham pemikiran banyak digencarkan untuk memengaruhi pemikiran umat islam.Seperti hedonisme, sekulerisme, dan paham lain yang telah merusak pemikiran umat islam sehingga berpaham keduniaan. Akhirnya genderang perang telah dipukul dalam medan yang namanya “Ghoswul Fikr” (baca: Perang pemikiran).

Hijrah fikriyah menjadi sangat penting mengingat kemungkinan besar pemikiran kita telah terserang virus ganas tersebut. Mari kita kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang murni. Pemikiran yang telah disampaikan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw, melalui para sahabat tabi’in, tabi’it, tabi’in dan para generasi pengikut shalaf.
“Rasulullah Saw bersabda: Umatku niscaya akan mengikuti sunan (budaya, pemikiran, tradisi, gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta-demi sehasta, sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku mengikuti mereka. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka."

c. Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semau yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang Islami Banyak hal seperti hiburan, musik, bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari pengaruh nilai-nilai diluar Islam. Kalau kita perhatikan, hiburan dan musik seorang muslim takjauh beda dengan hiburannya para penganut paham permisifisme dan hedonisme, berbau hutra-hura dan senang-senang belaka.

d. Hijrah Sulukiyyah
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag akhlaq. Dalam perjalanannya akhlaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari degradasi dan pergeseran nilai. Pergeseran dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela (akhlaqul sayyi’ah). Sehingga tidak aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan asusila di masyarakat. Pencurian, perampokan, pembunuhan, pelecehan, pemerkosaan, penghinan dan penganiyaan seolah-olah telah menjadi biasa dalam masyarakat kita. Penipuan, korupsi,, prostitusi dan manipulasi hampir bisa ditemui di mana-mana. Dalam moment hijrah ini, sangat tepat jika kita mengkoreksi akhlaq dan kepribadian kita untuk kemudian menghijrahkan akhlaq yang mulia, berakhlaq sebagaimana akhlaqnya seorang muslim dan muslimah, sesuai Al-quran dan Sunnah.

Jangan takut berhijrah

Nah, jadi, makna hijrah bukan sebatas pindah tempat saja, tetapi terdapat berbagai makna hijrah secara maknawiyah seperti di jelaskan di atas. Hijrah untuk kembali kepada jalan Allah, hijrah pakaian, hijrah perbuatan, hijrah dari perkataan buruk, bahkan sampai hijrah cinta pun ada, bagaimana kita memahami hijrah itu sendiri. Intinya, hijrah adalah perubahan menuju pribadi yang lebih baik.

Tapi, harus diingat satu hal, hijrahnya seorang muslim/ah harus diniatkan mutlak karena Allah SWT., jangan sampai niat kita salah, karena niat itu seperti alamat dalam surat, ketika alamatnya salah, maka salah pula tukang pos mengantarkannya. Tetapi jika kita menuliskan alamat yang benar, maka apa yang kita tuju akan sampai. Begitupun dengan niat, jika niat karena Allah, maka itulah yang akan didapat, jika kita berniat karena harta, tahta, atau wanita, maka hanya itu pula yang akan didapat. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW :
“Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.” (Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

Mari kita renungkan kembali, apakah kehidupan kita lebih banyak dipenuhi dengan beribadah atau malah bermaksiat, padahal nikmat Allah yang tak terhitung sudah kita nikmati dengan percuma? Apakah kita banyak mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar  aturan Allah ? Waktu muda, tua, sempit, senggang kita habiskan untuk apa? Kita habiskan harta kita untuk apa selama ini? Let's HIJRAH to get JANNAH, Readers. Selagi Allah masih memberi kesempatan saya menulis artikel ini dan Readers membaca artikel ini, bersyukurlah, hijrahlah ! Semoga hidayah Allah segera dijemput dan selalu istiqomah yaa ^_^

Hijrah diawali hidayah

Semoga bermanfaat ya ^_^ Share ? Boleh banget , Alhamdulillaah ^_^

Referensi :
http://www.dakta.com/news/2947/makna-hijrah-dalam-kehidupan-seorang-muslim

Popular posts from this blog

Man Jadda Wa Jada

Seberapa Penting Merekam Jejak Diri? Simak, Yuk!

Mengapa Muslimah Harus Punya CIta-CIta?