StoryDaily #4 Terikat yang Bebas

Cukup rumit di telinga, namun ketika direnungkan, betapa dalam maknanya. Kebebasan dan ikatan. Dua hal yang sebetulnya sangat berlawanan, bukan? Seperti halnya burung yang ditempatkan di sebuah kandang. Ketika dia berada dalam kandang, kita menyebutnya terikat atau terkekang. Namun, ketika dikeluarkan dari kandang, bukankah kita menyebutnya sebagai kebebasan? Katanya, keterikatan membuat diri kita tidak bebas, dan kebebasan membuat diri kita tak terikat. Teori dunia memang begitu. Pemikiran manusia yang dangkal mampu menyimpulkan hanya sebatas itu, kalo terikat ya ngga bebas gitu loh.. Apa sih sebetulnya makna ikatan dan hubungannya dengan kebebasan? perhatikan hadis berikut!
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata:
"Rasulullah SAW. bersabda: 'Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)
Memang benar adanya, dunia adalah penjara bagi orang mukmin, orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Artinya, mereka terikat dengan aturan Allah SWT. Bukankah seorang Muslim berarti seorang yang menyerahkan diri secara total pada aturan Allah semata? Sedangkan kebebasan yang dipahami oleh sebagian dari kita, adalah kebebasan tanpa batas, bisa melakukan apapun dan kapanpun. Kebebasan duniawi yang tak bertanggungjawab. Kebebasan yang justru mengantarkan manusia pada kehancuran, bukan pada arti kebebasan yang sesungguhnya. Sebagaimana Allah berfirman:
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚبَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
"Andaikan kebenaran itu mengikuti menuruti kemauan nafsu manusia, maka langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya pasti telah binasa. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka peringatan (untuk) mereka (yaitu Al-Quran) akan tetapi mereka berpaling dari peringatan tersebut." (QS. Al-Mu'minun : 71)
Dan firman-Nya:"Andaikan kebenaran itu mengikuti menuruti kemauan nafsu manusia, maka langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya pasti telah binasa. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka peringatan (untuk) mereka (yaitu Al-Quran) akan tetapi mereka berpaling dari peringatan tersebut." (QS. Al-Mu'minun : 71)
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu (manusia) itu selalu menyuruh pada keburukan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang" (QS. Yusuf: 53)
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu (manusia) itu selalu menyuruh pada keburukan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang" (QS. Yusuf: 53)
Jelaslah, bahwa kebebasan yang berdasarkan nafsu manusia semata, hanya akan menimbulkan kehancuran, kebinasaan, karena nafsu manusia selalu menyuruh pada keburukan. Kebebasan dengan meninggalkan norma-norma agama Islam, hanya akan mendatangkan penderitaan dan membuat hati benar-benar terbelenggu. Jika demikian kondisinya, maka gundah, susah, sedih, dan lain sebagainya akan menjadi akibat yang tidak terelakkan. Allah SWT. berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya dia (akan merasakan) kehidupan yang sempit (di dunia)[1] , dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.[Thâha/20:124]
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya dia (akan merasakan) kehidupan yang sempit (di dunia)[1] , dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.[Thâha/20:124]
Kemudian apa solusinya?
Allah memberikan kita batasan kebebasan itu dengan aturan dan hukum-Nya, yaitu Al-Quran. Al-Quran adalah pedoman dan pegangan hidup yang Allah amanahkan kepada kita sebagai Muslim untuk dilaksanakan, bukan hanya untuk disimpan hingga berdebu bahkan berjamur. Astaghfirullah. Aturan inilah yang akan membuat kita bebas dengan kebebasan yang hakiki ketika kita mampu menjadikan dunia sebagai penjara kita untuk melaksanakan aturan Allah.
Mengapa penjara? Karena kita semua tahu, melaksanakan aturan Islam di zaman now begitu sulit, bukan? Begitu banyak cobaan dan ujiannya, dari depan, belakang, kana, kiri, sahabat dekat, jauh, kerabat, dan dari sudut manapun, termasuk dari diri sendiri. Rasulullah saw. mengibaratkannya seperti penjara, harus shalat 5 waktu, baca quran, sedekah, puasa wajib dan sunnah, semuanya harus dilakukan oleh setiap muslim. Berbeda halnya dengan orang kafir. Rasulullah saw. mengibaratkannya seperti surga, saking dibiarkannya oleh Allah untuk berbuat kesukahatinya. Allah biarkan mereka bergelimangan harta, hidup bahagia, bebas sebebas-bebasnya, dan di Akhirat Allahlah yang akan memperhitungkan perbuatan mereka.
Ada sebuah ilustrasi nih, ketika kita berkendara. Ketika kita berkendara, bukankah ada aturan yang harus dipatuhi? Aturan yang tak asing di telinga kita diantaranya pengendara harus mengenakan helm dan membawa surat-surat penting seperti STNK dan SIM. Nih yaa, coba bayangkan, ketika kita ingin bebas, kemudian kita tidak mematuhi aturan tersebut, apa yang kita rasakan? Sedikitnya kita punya rasa takut ditilang ketika berkendara, bukan? Inilah yang dimaksud bebas yang tak bertanggung jawab. Bebas dengan meninggalkan norma-norma yang berlaku. Sehingga yang dirasakan bukanlah ketenangan melainkan kegelisahan.
Berbeda halnya ketika kita mematuhi aturan. Kita pakai helm, membawa STNK dan SIM, lengkap sudah kita laksanakan. Ketika berhadapan dengan pak Polisi, alangkah tenangnya bukan? Inilah keterikatan yang membuat kita bebas, tenang, dan bahagia.Begitupun dengan kehidupan kita. Kita ga bisa bebas sepenuhnya jika kita tidak mau terikat dengan aturan Allah SWT. Ketika kita melaksanakan aturan Allah, misalnya shalat 5 waktu, berbakti pada orang tua, bersedekah, puasa wajib dan sunnah, tidak menyekutukan Allah, tidak bermaksiat kepada Allah, melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya, maka sejatinya kita bebas, bebas dari kewajiban yang Allah bebankan pada kita. Ketenangan akan hadir, kebahagiaan pun Insyaa Allah menanti, bahagia dunia dan akhirat. Bukankah begitu?
Maka, jika kita ingin bebas, harus mau terikat. Dan setelah terikat, maka kita akan bebas. Bebas tanpa batas, bukanlah hal yang tepat jika meninggalkan aturan Allah swt.
Yuk, kembali kepada Al-Quran !
Referensi:
http://sultonimubin.blogspot.co.id/2012/12/al-muminun-ayat-71-80-dan-terjemah.html
https://tafsirq.com/12-yusuf/ayat-53
https://almanhaj.or.id/2838-islam-dan-kebebasan.html