StoryDaily #2 Diam jadi Boomerang

Seperti biasa, refleks pertama yang ku lakukan adalah membuka handphone. Mendapat sebuah notifikasi dari salah satu media sosial yang sangat digandrungi saat ini (baca: Instagram), ku temukan sebuah sentilan hati. Sebuah poster bertuliskan :
3 PENYEBAB TIDAK PRODUKTIF:
1. Kebanyakan KEPO2. Kebanyakan Scrolling
3. Kebanyakan ngomentarin hidup orang.
Tak lupa disertai caption yang intinya: "Pantesan buku kita ngga terbit-terbit". waw.. Sentilan keras bagi generasi muda zaman now rupanya, termasuk aku.
Bersyukur Allah beri kesempatan mataku membaca postingan tersebut, hingga akhirnya Allah gerakkan hatiku dan tanganku untuk mulai merangkai kata, mengekspresikan apa yang aku bisa, dan memotivasi diri untuk mulai berkarya.
1. Kebanyakan KEPO
"Kepo". Istilah yang tak asing lagi di telinga kita, bukan? Istilah gaul untuk seseorang yang tingkat ingin tahu atau rasa penasarannya cukup tinggi. Ingin tahu apapun yang dia memang tidak tahu. Salut sekali tentunya dengan orang yang memiliki rasa kepo yang tinggi, karena setidaknya dia selalu mengupgrade ilmu. Tetapi, yang terjadi saat ini adalah kepo yang bagaiamana? Dahulu, para sahabat Rasulullah SAW. juga kepo loh.Setiap perkara yang tidak dipahami atau ragu-ragu untuk dikerjakan, pasti bertanya kepada Rasulullah SAW. dan beliau menjawab dengan apa yang Allah turunkan padanya. Kalau kita baca sejarah atau kisah-kisah para sahabat ini, begitu banyak ditemukan kata "Sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. atau fulan bertanya..." yang mengindikasikan bahwa zaman Rasulullah pun banyak yang kepo, tetapi kepo di sini dalam hal agama, terkait problema kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan solusi. Rasanya berbeda dengan kepo zaman now ya. Kebanyakan kita malah kepo pada hal yang bisa dikatakan "unfaedah". Ngepoin kehidupan doi apalagi ngepoin mantan, ngepoin kehidupan temen yang dicurigai, ngepoin artis-artis yang diidolakan, ngepoin baju-baju dan aksesoris yang lagi trend, dan kepo-kepo lainnya yang seharusnya bisa kita hindari. Astaghfirullah.
Pantas saja jika kita menjadi kurang produktif, karena waktu kita habis untuk ngepoin perkara-perkara yang kurang bermanfaat. Padahal masih banyak kekepoan lainnya yang harus didahulukan. Terutama kepo dalam hal keilmuan, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Ini ada loh hadistnya :
"Berhati-hatilah kalian dari buruk sangka sebab buruk sangka itu sedusta-dusta cerita (berita); jangan menyelidiki; jangan memata-matai (mengamati) hal orang lain; jangan tawar-menawar untuk menjerumuskan orang lain, jangan hasut menghasut, jangan benci-membenci; jangan belakang-membelakangi, dan jadilah kalian sebagai hamba Allah itu saudara" (HR Abu Hurairah)
So, salurkan kekepoanmu pada hal yang pantas untuk di kepoin yaaa.. Ngapain ngepoin yang ngga pasti, yang pasti-pasti aja lah yaaa..
2. Kebanyakan scrolling
Mendengar kalimat tersebut, aku jadi teringat sebuah celoteh salah seorang ustadz, tentang "Olahraga Jempol". Wah, olahraga satu ini nih yang sedang viral bahkan booming banget di hampir seluruh dunia (kira-kira begitu yaa). Olahraga jempol yang dimaksud adalah scrolling-scrolling itu. Scrolling berbagai macam hal di telepon pintar kita (baca: Smartphone), seperti media sosial. Jujur saja, terjadi pada penulis pula, hampir setiap waktu kita mengecek handphone meski sebenarnya tak ada apapun yang sifatnya urgent. Tapi, saking serunya, kadang kita tak tau waktu, berjam-jam sudah kita duduk bersama smatphone sambil scrolling sana-sini. (kebanyakan ya..)
Ketika kita lupa waktu seperti itu, kita lupa bahwa hidup kita bukan hanya untuk scrolling media sosial. Ada kehidupan nyata di depan mata kita. Kita lupa bahwa sesungguhnya kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia. Begitu kata salah seorang anak Mesir yang aku lupa namanya. Senam jempol bagus sih, tapi lebih bagus jika seluruh tubuh yang kita gerakkan. Bukan hanya jempol kan yang kita gunakan untuk melakukan berbagai aktivitas? So, sebuah iklan mengatakan, Bijaklah Dalam Bermedia Sosial!
3. Kebanyakan ngomentarin hidup orang
Nah, ini nih yang membuat kita juga kurang produktif. Mengomentari hidup orang. Memang begitu mudah ya untuk mengomentari orang lain, tapi begitu sulit mengomentari diri sendiri. Terbukti dengan bejibunnya kolom komentar misalnya pada Instagram, Facebook, dan media lainnya. Bahkan tak jarang, dalam kehidupan nyata pun masih banyak yang sering berkomentar terhadap kehidupan seseorang. Masih mending jika komentar tersebut menambah motivasi, memberikan kritik dan saran yang membangun serta disampaikan dengan cara yang baik, kebanyakan malah komentar yang disampaikan terkadang dengan cara-cara yang tidak seharusnya, sehingga terkesan menyakiti. Padahal Islam mengajarkan cara-cara yang terbaik untuk saling menasehati. Islam juga mengajarkan untuk menghisab diri sebelum menghisab orang lain.
Daripada sibuk ngomentarin hidup orang lain, lebih baik kita memantaskan diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, sambil saling menasehati dengan cara yang Islam ajarkan, agar terjalin ukhuwah islamiyah yang baik dan kita pun bisa terus produktif, terus berkarya, dan terus menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
Makanya nih reader yang dirahmati Allah, kalo kita hanya berdiam diri, masih suka kepo-kepo ga karuan, scrolling-scrolling ga jelas, dan sibuk ngomentarin hidup orang lain, tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, awas loh, diamnya kita malah akan jadi boomerang yang menuntut kita kelak di hari Perhitungan. Na'udzubillah.. Boomerang itu bukan hanya di Instagram saja ya, tapi di kehidupan nyata pun ada yang sifatnya seperti boomerang. Oleh karena itu, jadikan diam kita emas dengan berdzikir dan menghindari sesuatu yang sia-sia, dan terus produktif untuk mencapai hakikat sebaik-baik manusia yang disebutkan Rasulullah SAW.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).
Kini, ketika semangat sudah menggebu, aku bersyukur bisa menyelesaikan celotehanku ini. Meski banyak kata yang tak terangkai baik dan bahasa yang tak tereskpresikan dengan indah, namun semoga tulisan pagi ini bisa menambah motivasi dan memberikan secercah harapan pasti, bahwa Allah ingin kita terus PRODUKTIF, terus menyebarkan kebaikan dengan cara apapun yang kita mampu. Semoga jadi bahan muhasabah diri khususnya bagi penulis dan umumnya bagi reader semua. So, tunggu apalagi, yuk sama-sama jadi pemuda yang PRODUKTIF, PRESTATIF, dan AKTIF dalam menyebarkan kebaikan ^_^
lihat juga di https://fakhroyy.com/#facebook ok.