Antara kamu (H) dan kamu (A)
A : "Eh eh tau ngga? Si Fulan kemarin pacaran di depan umum, padahal dia berjilbab, malu atuh sama kerudungnya.. Hahaha..
B : Masa? Ah ga percaya, kamu bohong ya? Yang aku kenal dia itu alim banget, di rumah suka pake jilbab, ngajinya bagus, masa kaya gitu ah.
A : Aku ga bohong, beneran tau, kemarin aku liat sendiri.
B : Aku ngga nyangka banget deh.
Assalamualaikum para reader, alhamdulillah Allah masih mempertemukan saya dengan para readers semua, setelah sekian lama diri ini tertelan kesibukan dan jari-jemari tak berolahraga, hari ini kesempatan itu datang ;)
Nah, ngomong-ngomong soal hijab nih, teman-teman pasti sering mendengar percakapan seperti di atas kan? Benar ngga sih apa yang diungkapkan oleh tokoh A itu? Yuk, kita kaji bersama, agar tidak ada salah paham di antara kita (Cieeee :p).
Secara bahasa, hijab artinya penutup.
الحِجابُ: السِّتْرُ
“hijab artinya penutup” (Lisaanul Arab).
Secara istilah, makna hijab adalah sebagaimana dijelaskan Al Munawi berikut ini:
الحجاب: كل ما ستر المطلوب أو منع من الوصول إليه، ومنه قيل للستر حجاب لمنعه المشاهدة، وقيل للبواب حاجب لمنعه من الدخول. وأصله جسم حائل بين جسدين
“Hijab adalah segala hal yang menutupi sesuatu yang dituntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya. Diantara penerapan maknanya, hijab dimaknai dengan as sitr (penutup), yaitu yang mengalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat. Demikian juga al bawwab (pintu), disebut sebagai hijab karena menghalangi orang untuk masuk. Asal maknanya, hijab adalah entitas yang menjadi penghalang antara dua entitas lain” (At Tauqif ‘ala Muhimmat At Ta’arif, 1/136).
Maka istilah hijab maknanya sangat luas. Dengan demikian hijab muslimah, adalah segala hal yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk ditutupi bagi seorang Muslimah. Jadi hijab muslimah bukan sebatas yang menutupi kepala, atau menutupi rambut, atau menutupi tubuh bagian atas saja. Namun hijab muslimah mencakup semua yang menutupi aurat, lekuk tubuh dan perhiasan wanita dari ujung rambut sampai kaki. Perintah untuk menutup aurat dalam Islam adalah wajib baik laki-laki maupun perempuan. Adapun bagi perempuan, sebagaimana diketahui dalam Al-Quran yang artinya : ”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Ahzab (33): 59]
” Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan- pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” [QS.AnNur(24) :: 31]
Sabda Rasulullah shallallahu ’alahi wassalam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ’Aisyah, (artinya) : ”Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini.” Rasulullah Shallahllahu ’alaihi wassalam berkata sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangannya sendiri. Allah sudah memerintahkan kita sebagai muslimah untuk menutup aurat, dengan tujuan demi kebaikan da menjaga kehormatan muslimah itu sendiri. Maka, bagi wanita yang sudah baligh, wajib hukumnya untuk menutup aurat.
Mari kita telusuri mengenai akhlak. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat, cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tingkah laku atau perangai yang berasal dari hasil pemikiran atau dari diri sendiri.
Kembali ke pokok bahasan awal terkait percakapan A dan B tentang si Fulan :D A mengaitkan hijab dengan akhlak seseorang. A merasa bahwa yang berhijab itu harus baik sesuai dengan hijab di dikenakannya. Padahal, setelah kita telusuri dari segi makna kedua kata tersebut, jelaslah bahwa hijab dan akhlak adalah dua hal yang beda lho! Hijab, dalam hal ini adalah perihal menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah bagi hambanya, sedangkan akhlak adalah perilaku diri sendiri dalam melakukan sesuatu, itu artinya akhlak melalui pemikiran pribadi masing-masing. Orang bisa melakukan hal baik ataupun sebaliknya, begitupun orang berhijab atau tidak, tergantung keputusan masing-masing. Tetapi, sudah jelas, menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah dan merupakan kewajiban kita sebagai umatnya.
Sebuah quote yang indah mungkin sering kita lihat dan dengar. Jika engkau berjilbab dan ada yang mempermasalahkan akhlaqmu, katakan pada mereka bahwa "Antara jilbab dan akhlaq adalah 2 hal yang berbeda". Berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang telah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk, sedangkan akhlaq adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masing-masing. Jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa atau pelanggaran, itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaqnya. "Yang berjilbab belum tentu berakhlaq mulia, namun yang berakhlaq mulia pasti berjilbab"
Jadi, jangan salahkan hijabnya ya, karena sudah jelas diantara mereka berdua itu berbeda :) Berhijab bukan berarti merasa sudah baik, tetapi karena ingin taat pada perintah Allah.SWT. InsyaAllah hijab yang dikenakan akan menghijabi diri dalam berbuat sehingga melahirkan akhlak yang mulia sesuai tuntunan ajaran Islam ^_^
Semoga bermanfaaaat .. ^_^
Referensi:
https://muslim.or.id/26725-makna-hijab-khimar-dan-jilbab.html
B : Masa? Ah ga percaya, kamu bohong ya? Yang aku kenal dia itu alim banget, di rumah suka pake jilbab, ngajinya bagus, masa kaya gitu ah.
A : Aku ga bohong, beneran tau, kemarin aku liat sendiri.
B : Aku ngga nyangka banget deh.
Assalamualaikum para reader, alhamdulillah Allah masih mempertemukan saya dengan para readers semua, setelah sekian lama diri ini tertelan kesibukan dan jari-jemari tak berolahraga, hari ini kesempatan itu datang ;)
Nah, ngomong-ngomong soal hijab nih, teman-teman pasti sering mendengar percakapan seperti di atas kan? Benar ngga sih apa yang diungkapkan oleh tokoh A itu? Yuk, kita kaji bersama, agar tidak ada salah paham di antara kita (Cieeee :p).
Secara bahasa, hijab artinya penutup.
الحِجابُ: السِّتْرُ
“hijab artinya penutup” (Lisaanul Arab).
Secara istilah, makna hijab adalah sebagaimana dijelaskan Al Munawi berikut ini:
الحجاب: كل ما ستر المطلوب أو منع من الوصول إليه، ومنه قيل للستر حجاب لمنعه المشاهدة، وقيل للبواب حاجب لمنعه من الدخول. وأصله جسم حائل بين جسدين
“Hijab adalah segala hal yang menutupi sesuatu yang dituntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya. Diantara penerapan maknanya, hijab dimaknai dengan as sitr (penutup), yaitu yang mengalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat. Demikian juga al bawwab (pintu), disebut sebagai hijab karena menghalangi orang untuk masuk. Asal maknanya, hijab adalah entitas yang menjadi penghalang antara dua entitas lain” (At Tauqif ‘ala Muhimmat At Ta’arif, 1/136).
Maka istilah hijab maknanya sangat luas. Dengan demikian hijab muslimah, adalah segala hal yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk ditutupi bagi seorang Muslimah. Jadi hijab muslimah bukan sebatas yang menutupi kepala, atau menutupi rambut, atau menutupi tubuh bagian atas saja. Namun hijab muslimah mencakup semua yang menutupi aurat, lekuk tubuh dan perhiasan wanita dari ujung rambut sampai kaki. Perintah untuk menutup aurat dalam Islam adalah wajib baik laki-laki maupun perempuan. Adapun bagi perempuan, sebagaimana diketahui dalam Al-Quran yang artinya : ”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Ahzab (33): 59]
” Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan- pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” [QS.AnNur(24) :: 31]
Sabda Rasulullah shallallahu ’alahi wassalam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ’Aisyah, (artinya) : ”Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini.” Rasulullah Shallahllahu ’alaihi wassalam berkata sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangannya sendiri. Allah sudah memerintahkan kita sebagai muslimah untuk menutup aurat, dengan tujuan demi kebaikan da menjaga kehormatan muslimah itu sendiri. Maka, bagi wanita yang sudah baligh, wajib hukumnya untuk menutup aurat.
Mari kita telusuri mengenai akhlak. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat, cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tingkah laku atau perangai yang berasal dari hasil pemikiran atau dari diri sendiri.
Kembali ke pokok bahasan awal terkait percakapan A dan B tentang si Fulan :D A mengaitkan hijab dengan akhlak seseorang. A merasa bahwa yang berhijab itu harus baik sesuai dengan hijab di dikenakannya. Padahal, setelah kita telusuri dari segi makna kedua kata tersebut, jelaslah bahwa hijab dan akhlak adalah dua hal yang beda lho! Hijab, dalam hal ini adalah perihal menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah bagi hambanya, sedangkan akhlak adalah perilaku diri sendiri dalam melakukan sesuatu, itu artinya akhlak melalui pemikiran pribadi masing-masing. Orang bisa melakukan hal baik ataupun sebaliknya, begitupun orang berhijab atau tidak, tergantung keputusan masing-masing. Tetapi, sudah jelas, menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah dan merupakan kewajiban kita sebagai umatnya.
Sebuah quote yang indah mungkin sering kita lihat dan dengar. Jika engkau berjilbab dan ada yang mempermasalahkan akhlaqmu, katakan pada mereka bahwa "Antara jilbab dan akhlaq adalah 2 hal yang berbeda". Berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang telah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk, sedangkan akhlaq adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masing-masing. Jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa atau pelanggaran, itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaqnya. "Yang berjilbab belum tentu berakhlaq mulia, namun yang berakhlaq mulia pasti berjilbab"
Jadi, jangan salahkan hijabnya ya, karena sudah jelas diantara mereka berdua itu berbeda :) Berhijab bukan berarti merasa sudah baik, tetapi karena ingin taat pada perintah Allah.SWT. InsyaAllah hijab yang dikenakan akan menghijabi diri dalam berbuat sehingga melahirkan akhlak yang mulia sesuai tuntunan ajaran Islam ^_^
Semoga bermanfaaaat .. ^_^
Referensi:
https://muslim.or.id/26725-makna-hijab-khimar-dan-jilbab.html